Strategi Pembelajaran kooperatif Learning
Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Johnson dan Johnson (1996: 1017-1018), menekankan bahwa cooperative learning (CL) sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil di mana peserta didik belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok sehingga dalam diri setiap peserta didik tumbuh dan berkembang tingkah laku saling ketergantungan (interdependensi) secara positif.
Dengan demikian, menjadikan belajar melalui kerja sama dalam kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong peserta didik untuk belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh sampai tujuan dapat diwujudkan. Pembelajaran dengan cooperative learning akan memberikan manfaat bagi peserta didik dalam meningkatkan Kemampuannya untuk bekerja sama dan bersosialisasi.
Strategi ini melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan tingkah laku selama bekerja sama. Upaya mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. CL meningkatkan motivasi belajar (partisipasi dan minat) narga diri dan tingkah laku yang positif. CL juga meningkatkan prestasi belajarnya. Strategi pembelajaran cooperative learning.
Di bawah ini admin akan menguraikan tentang Strategi Pembelajaran kooperatif Learning sebagai berikut :
Pengertian pembelajaran kooperatif
Pengertian model pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok kecil, adalah strategi pembelajaran di mana kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama dalam tugas bersama. Tugasnya bisa sesederhana memecahkan masalah matematika multi-langkah bersama-sama, atau serumit mengembangkan desain untuk jenis sekolah baru.
Dalam beberapa kasus, setiap anggota kelompok secara individual bertanggung jawab atas sebagian tugas; dalam kasus lain, anggota kelompok bekerja bersama tanpa penugasan peran formal.
Menurut David Johnson dan Roger Johnson (1999), ada lima elemen dasar yang memungkinkan keberhasilan pembelajaran kelompok kecil:
Saling ketergantungan positif : Siswa merasa bertanggung jawab atas usaha mereka sendiri dan kelompok.
Interaksi tatap muka : Siswa mendorong dan mendukung satu sama lain; lingkungan mendorong diskusi dan kontak mata.
Akuntabilitas individu dan kelompok : Setiap siswa bertanggung jawab untuk melakukan bagian mereka; kelompok bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya.
Perilaku kelompok : Anggota kelompok mendapatkan instruksi langsung dalam keterampilan interpersonal, sosial, dan kolaboratif yang dibutuhkan untuk bekerja dengan orang lain terjadi.
Pemrosesan kelompok : Anggota kelompok menganalisis kemampuan mereka sendiri dan kelompok untuk bekerja sama.
Pembelajaran kooperatif mengubah peran siswa dan guru di kelas. Kepemilikan belajar mengajar dimiliki oleh kelompok siswa, dan tidak lagi menjadi tanggung jawab guru semata. Kewenangan menetapkan tujuan, menilai pembelajaran , dan memfasilitasi pembelajaran dimiliki oleh semua orang.
Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran mereka, saling bertanya dan menantang, berbagi dan mendiskusikan ide-ide mereka, dan menginternalisasi pembelajaran mereka. Seiring dengan peningkatan pembelajaran akademik, pembelajaran kooperatif membantu siswa terlibat dalam wacana bijaksana dan memeriksa perspektif yang berbeda, dan telah terbukti meningkatkan harga diri , motivasi , dan empati siswa .
Tujuan pembelajaran kooperatif
Penulis Instruksi Kelas yang Bekerja mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa mengorganisir siswa dalam kelompok pembelajaran kooperatif dapat menghasilkan keuntungan setinggi 28 persen dalam prestasi siswa yang diukur (Marzano, Pickering, dan Pollock 2001).
Peneliti lain melaporkan bahwa kerja sama biasanya menghasilkan pencapaian kelompok dan individu yang lebih tinggi, hubungan yang lebih sehat dengan teman sebaya, lebih banyak metakognisi, dan kesehatan psikologis dan harga diri yang lebih besar (Johnson dan Johnson 1989).
Ketika diterapkan dengan baik, pembelajaran kooperatif mendorong prestasi, diskusi siswa, pembelajaran aktif, kepercayaan diri siswa, dan motivasi. Keterampilan yang dikembangkan siswa saat berkolaborasi dengan orang lain berbeda dengan keterampilan yang dikembangkan siswa saat bekerja secara mandiri.
Karena semakin banyak bisnis yang mengorganisir karyawan ke dalam tim dan gugus tugas, keterampilan yang diperlukan untuk menjadi "pemain tim" (misalnya, mengungkapkan dan membenarkan ide, menangani konflik, berkolaborasi, membangun konsensus, dan tidak setuju dengan sopan) menjadi lebih berharga dan berguna.
Menggunakan kelompok kooperatif untuk menyelesaikan tugas sekolah tidak hanya memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan interpersonal tetapi juga memberi mereka pengalaman otentik yang akan membantu mereka sukses dalam karir masa depan mereka .
Tahap tahap strategi pembelajaran cooperative learning
Pada tahap persiapan, buatlah beberapa wacana yang memuat isi pesan sesuai dengan topik bahasan secara berlainan yang jumlahnya sebanyak anggota dalam setiap kelompok. Untuk memudahkan, setiap kompetensi dasar dapat dibuatkan satu wacana dan/atau setiap kompetensi dasar terdiri dari beberapa wacana sesuai selera.
Kemudian, gandakan wacana tersebut sebanyak kelompok yang akan dibuat untuk satu kelas. Di samping itu, perlu juga dipersiapkan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik secara kelompok setelah memahami informasi atau isi pesan dalam wacana. Tugas yang dimaksud harus dapat diselesaikan oleh peserta didik dengan berorientasi kepada wacana.
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari tahap kooperatif. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang. Bagikan wacana yang berisi informasi/pesan. Tugaskan kepada setiap kelompok untuk membagi tanggung jawab dalam memahami informasi/pesan dalam wacana.
Pada tahap ahli, tugaskan peserta didik dari setiap kelompok yang mendapat tugas memahami wacana tentang informasi yang sama untuk membuat kelompok baru yang kemudian disebut kelompok ahli. Dalam kelompok baru ini, tugaskan agar peserta didik belajar bersama untuk menjadi ahli dalam bidang informasi dalam suatu wacana yang menjad tugasnya.
Kemudian tugaskan untuk merencanakan bagaimana Caranya mengajarkan atau menyampaikan informasi/isi pesan ualam wacana yang telah dipahami kepada anggota Kelompok kooperatifnya. Apabila kegiatan ini selesal, emudian tugaskan agar peserta didik kembali ke Kelompoknya semula/kelompok kooperatif.
Tahap tiga atau lima serangkai ini dilakukan setelah peserta didik kembali ke kelompok kooperatifhya, ietapi namanya berubah menjadi kelompok tiga atau lima serangkai, di mana setiap anggota telah menjadi ahli informasi dalam bidangnya.
Secara bergiliran, tugaskan kepada setiap peserta didik dalam kelompok untuk mengajarkan atau menginformasikan isi pesan yang telah dipahami dari suatu wacana kepada anggota kelompoknya yang lain. Hal yang demikian juga dilakukan oleh kelompok lain secara bersamaan. Setelah selesai, perintahkan kepada setiap kelompok untuk menyelesaikan tugas yang telah dipersiapkan, sekaligus untuk melaporkan hasilnya.
Tantangan
Seperti semua kelompok orang yang mencoba bekerja sama, kelompok siswa terkadang mengalami kesulitan. Bersikaplah proaktif dan siapkan cara untuk mencegah atau memecahkan masalah. Beberapa saran meliputi:
Brainstorm bagaimana kelompok dapat menangani situasi sulit tertentu, seperti satu orang tidak membiarkan orang lain berbicara. Mintalah setiap kelompok menemukan solusi untuk masalah tersebut.
Gunakan daftar periksa untuk membantu siswa menyelesaikan konflik. Daftar periksa dapat meminta siswa menilai bagaimana mereka mendengarkan satu sama lain, bekerja sama, dan menghormati setiap peserta.
Berikan pedoman tertulis yang jelas untuk setiap peran siswa. Pastikan bahwa peran sudah jelas sebelum aktivitas dimulai.
Menetapkan sinyal tertentu jika tingkat kebisingan terlalu tinggi. Penghargaan poin untuk setiap kelompok untuk bekerja dengan tenang.
Mintalah siswa menggunakan jurnal mereka untuk mencatat bagaimana mereka ingin kelompok mereka menerapkan keterampilan kolaboratif tertentu. Misalnya, jika siswa mengetahui bahwa keterampilan kolaboratif yang akan mereka kerjakan dalam kelompok kecil mereka adalah "tidak setuju dengan baik", mereka dapat menuliskan apa yang dapat mereka katakan. Mereka juga dapat merenungkan mengapa keterampilan itu penting bagi mereka dan kelompok.
Tips Memaksimalkan Strategi Pembelajaran CL .
Ketika siswa menjadi lebih akrab dengan struktur kelompok kooperatif, mintalah mereka mengambil lebih banyak kepemilikan atas proses tersebut. Mintalah siswa menentukan cara membagi ke dalam kelompok, menentukan kebutuhan kelompok mereka, dan membuat serta menetapkan peran siswa.
Siswa dapat membuat daftar keterampilan kolaboratif dan keterampilan sosial lainnya yang menurut mereka dapat ditingkatkan, dan mengembangkan rencana untuk mengerjakan keterampilan tersebut dalam kelompok mereka.
Saat kelompok mulai berkembang, mintalah siswa merenungkan bagaimana kelompok berfungsi. Mintalah siswa mendiskusikan kemajuan kelompok mereka dalam keterampilan interpersonal, dan minta mereka memecahkan masalah dinamika kelompok yang menantang.
Jenis refleksi ini akan membantu siswa mengembangkan keterampilan metakognisi dan artikulasi mereka. Siswa dapat merefleksikan kontribusi mereka kepada kelompok dan memantau kemajuan mereka sendiri baik sebagai bagian dari diskusi atau dalam refleksi tertulis.
Dalam kelompok yang tinggal bersama dalam jangka waktu yang lama, dan ketika siswa menjadi akrab dengan kekuatan dan tantangan satu sama lain, mereka harus diberi lebih banyak otonomi dalam memilih peran dan mengembangkan proses untuk menyelesaikan tugas.
Dorong siswa untuk berpikir tentang bagaimana mereka maju sebagai kelompok dan tantangan yang mereka hadapi, serta bagaimana mereka maju secara akademis dan bagaimana meningkatkan kualitas pekerjaan mereka sebagai sebuah tim.
Waktu Pengajaran Strategi Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat digunakan di kelas mana pun di tingkat mana pun dengan bidang studi apa pun. Pembelajaran kooperatif bekerja dengan baik ketika itu adalah bagian dari budaya kelas, dan ketika siswa terbiasa bekerja sama dan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Berikut ini adalah beberapa ide untuk menggunakan kelompok kooperatif di kelas Anda.
Strategi Pembelajaran kooperatif Learning Mata pelajaran Bahasa
Gunakan kelompok kooperatif selama proses penulisan untuk bertukar pikiran tentang topik, pra-menulis. Gunakan kelompok kooperatif untuk menulis bagian "bagaimana caranya". Siswa secara berkelompok dapat menulis tentang cara membuat model atau gambar, menukar apa yang telah mereka tulis dengan kelompok lain, dan berkolaborasi membuat model atau gambar tersebut.
Mintalah siswa membaca teks dan menggunakan catatan untuk mendaftar poin-poin penting dan tanggapan mereka. Mereka dapat bertukar jurnal entri ganda dan membuat ringkasan bacaan yang ditugaskan dengan pasangan.
Mata pelajaran matematika
Gunakan kelompok kooperatif untuk mempraktikkan strategi pemecahan masalah. Mintalah pasangan siswa menggunakan manipulatif untuk memerankan suatu masalah. Setelah menyelesaikan soal matematika, siswa dapat menjelaskan pemikirannya kepada pasangannya.
Dalam kelompok kooperatif, siswa dapat memutuskan seperangkat kriteria untuk mengkategorikan bangun geometri, dan kemudian menjelaskan kriteria mereka kepada kelompok lain.
Mata pelajaran IPA sosial
Gunakan Jigsaw untuk meninjau konsep dan mempersiapkan ujian. Dalam kelompok jigsaw, mintalah siswa membuat daftar keterampilan atau konsep penting yang cukup penting untuk diuji. Dalam kelompok ahli, mintalah mereka menulis pertanyaan tinjauan. Kemudian mintalah siswa kembali ke kelompok jigsaw untuk mengajukan dua atau tiga pertanyaan terbaik mereka, memberikan kesempatan kepada orang lain dalam kelompok mereka untuk menjawab.
Kesimpulan
Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang paling baik karena setiap strategi pembelajaran saling memiliki keunggulan masing-masing.
Strategi pembelajaran yang dinyatakan baik dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, belum tentu baik dan tepat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lain.Itulah sebabnya, seorang guru diharapkan memiliki
Pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan berbagai strategi pembelajaran, agar dalam melaksanakan tugasnya dapat memilih alternatif strategi yang dirasakan sesuai dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.